Rabu, 02 November 2011

HUT Smansa 58 "BOMBARDA"


Ass.Wr.Wb. Yaaa HUT Smansa pun telah berakhir dengan bahagia dan penuh keharuan. Kita bahagia karena HUT Smansa telah berjalan dengan lancar dan tanpa ada hambatan yang mengganggu :) Tema HUT Smansa tahun ini adalah "BOMBARDA". Selama HUT Smansa yang berlangsung dari hari Kamis (27/10/2011) s.d Sabtu (29/10/2011), aku seneng banget buat berpartisipasi buat mengikuti acara tersebut :D Banyak lomba-lomba yang diadakan misalnya, festival band, lomba fotografi, lomba kreasi tumpeng, lomba kebersihan kelas, lomba bazar, lomba robotik, lomba recycle, dan lain sebagainya. Lomba yang paling banyak diikuti adalah festival band. Para peserta festival band banyak berasal dari dalam sekolah maupun luar sekolah. Lomba ini banyak diminati dan dinikmati, karena.... seru :D saat menikmati festival band, banyak para murid Smansa yang pogo-pogo (joget bareng) gitu, rame gitu seru deh :D dan waktu lomba bazar di hari Sabtu, semua murid smansa menyiapkan makanan dan minuman untuk dijual di stand kelas masing-masing. Bazar kelasku jualan puding coklat, sate buah, es melon, nugget, dan yang paling laris.... spaghetti :D Mantep deh ya, spaghettinya laris banget sampai bumbunya habis o.o congrats buat X-9 :D waktu malamnya (sabtu malam/malam minggu) Smansa mengadakan Malam Puncak sebagai acara puncak dari HUT Smansa yang ke-58 :) Acara tersebut berlangsung dari pukul 19.30 WITA s/d 23.30 WITA. Banyak band yang tampil pada Malam Puncak dan ada juga beatbox yang tampil untuk menghibur para penonton, dan tentu saja.... keren banget :D nyesal deh yang gak datang, wuhuuu \m/

Sekian blogku kali ini, Wass.Wr.Wb :)

Rabu, 17 Agustus 2011

MERDEKA!!

Assalamulaikum, Salam MERDEKA buat seluruh para warga Indonesia! :D ayo yoo tadi pada ikut upacara gak? *padahal sendirinya nggak -_- nah, gimana kesan kalian buat upacara tadi? Senang? Terharu? Bangga? Iyadong, kita sebagai Warga Negara Indonesia kita pasti ngerasain itu semua waktu upacara o:)

Tapi.. Hiks, hari ini aku nggak ikut upacara gara-gara kesiangan T___T padahal tadi habis sahur udah semangat '45 tuh mau ikut upacara u,u hiks. Nggak apa deh, semoga tahun depan masih bisa ikut upacara 17-an *amin :)

Nah, sekian postingan saya hari ini semoga bisa bermanfaat (?) hehe. Wassalamualaikum Wr. Wb. :)

Minggu, 14 Agustus 2011

ULTAH BBJT2 :D

Assalamualaikum Wr. Wb. :D hari ini adalah hari yg spesial banget, kalian tau kenapa? soalnya...
Hari ini.. HARI ULANG TAHUN BBJT2 ke-2 :D ciee BB sudah dewasa~


Q : BBJT2 itu apa?
A : jadi gini, BBJT2 itu bukan perkumpulan, geng, kelompok, atau apa gitu. BBJT2 itu, Bubuhan Buntat Jangan Takut-takut :D BBJT2 terdiri dari 14 orang, yaitu --> Adella, Arini, Dini, Fajar, Via, Indra, Khair, Lily, Meriz (aku sendiri), Miftah, Morin, Icha, Egha, Karin :)) setiap anak di BBJT2 punya keistimewaan masing-masing.

1. Yang pertama, Adella itu cantik, pintar, dia orangnya kalem-kalem tapi kalau kita sudah kenal dia ternyata mengejutkan lho wkwk.
2. Kedua, Arini orangnya lucu, gokil lah hehe, cantik, stylenya bagus, sering memunculkan hal-hal yang nggak kuduga wkwk.
3. Ketiga, Dini orangnya.. betulan deh, lucu :D terus, imut, gokil, jago dance deh (keren lagi ngedancenya, bisa dance cowok/cewek :D), pintarr.
4. Fajar, orangnya mini wkwk #plak tapi sifat+sikapnya dewasa, tegas, jarang-jarang lho ada cowok kayak dia, beneran deh.
5. Via, orangnya cantik, alim, baik, dewasa. Aku kagum sama dia :D
6. Indra, orangnya jayus, gokil, pintar, bisa diajak kerja sama hehe.
7. Khair itu orangnya, hmm.. bisa dibilang mendekati sempurna.. tapi beingat, di dunia ini nggak ada yang sempurna meeen. Cuma, orang ini berkepala batu dan berkepala besar -_-"
8. Lily. Orangnya imut, pintar gambar anime,grafiti,hmm.. berjiwa seni deh hehe. Terkadang dewasa tapi juga terkadang labil ehe (seperti ababil jaman sekarang --> termasuk ane)
9. Sekarang gilirankuu. Aku itu... Hmm, yah kudengar pendapat orang-orang tentangku, aku itu mengong -_-" and, menurutku aku itu ceroboh haha.
10. Miftah itu orangnya baik, kaleem, mirip kucing haha, jado ngedance juga lho, badannya itu lentur kah apa gitu ckck. Orangnya kadang bikin aku ngakak sampe tejungkang (?) Dia teman sebangku ku dari kelas 7-9 SMP + soulmateku lho :p #abnormal
11. Morin, orangnya manis, pintar, jago ngedance juga \m/, tinggi, baik :) dia teman sebangkuku sewaktu SMA ini ehe.
12. Icha, orangnya imuuuuut, lucu kayak doraemon wkwk, mirip daesung bigbang B) kalau dia lagi nggak bejilbab itu.. lucu+gagah :D kalau lagi bejilbab, imut+cantik :D
13. Egha, orangnya gila gokil :D bestieku itu, wkk. Kalau egha lagi ada masalah, curhat ke aku, dan sebaliknya juga gitu :) pokoknya nggak nyesel besahabat sama egha ini :D
14. Karin, orangnya aje gileee cantiiiik *.* tinggi meen, putih kayak cina ehe *piss rin, baik hati sekalee, bff ku dari SD itu B)

Yah, itu lah seputar ringkasan dari masing-masing anak BBJT2 wkwk, unik-unik kan? :p

Sekian sampai di sini, oia! Doaku untuk ultah BB kali ini, semoga anak-anak BBJT2 makin kompak, saling mengingat satu sama lain, prestasi kita meningkat, jadi anak-anak yang berguna bagi semua orang. Amin ya Allah

Sekian lagi, Wassalamualaikum Wr. Wb. :)


Senin, 10 Januari 2011

FF : STRAIGHT (PG15+) // KHUNTORIA // THANK YOU // 1S

TITTLE : THANK YOU
PAIRING : KHUNTORIA --> NICHKHUN (2PM) & VICTORIA (Fx)
AUTHOR : MERIZA NADHIRA
OTHER CASTS : 2PM'S JUNSU, AMBER & SULLI F(X)
GENRE : STRAIGHT


============= ƪ(˘⌣˘)ʃ LET'S READ ƪ(˘⌣˘)ʃ =============

“Victoria, bantu umma di dapur!”, umma berteriak memanggilku dari dapur saat aku dan appa sedang asik menonton pertandingan bola.
“Ne, umma!”, aku segera menghampiri umma untuk membantu umma memasak makan malam.

Malam itu, kami bercanda bersama, tertawa bersama, dan memasak bersama untuk terakhir kalinya.
Sekarang..

Umma telah tiada, beliau meninggal dunia 2 hari yang lalu akibat kecelakaan maut. Di antara keluargaku, hanya aku dan 1 orang dongsaengku yang selamat. Seharusnya aku bersyukur, masih diberi kesempatan hidup oleh Tuhan. Tetapi, aku malah ingin ikut mati di kecelakaan itu. Aku ingin ikut bersama umma dan appa ke surga. Aku shock jika tiba-tiba begini. Aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat saat tak ada umma dan appa. Aku takut..

###

Mulai pagi ini, aku menginap di sebuah rumah sakit umum di Seoul sampai aku bisa duduk di atas kursi roda. Mulai saat ini, aku sudah tidak bisa melakukan hal-hal normal yang biasa dilakukan manusia bertubuh utuh. Kini aku hanyalah seorang yang tak berguna, tak bisa apa-apa, tak bisa menolong orang lain lagi, bahkan untuk berdiri pun aku tak bisa.

Kini, tubuhku yang dulu normal dan utuh, sekarang hanya tinggal 2 tanganku saja yang berfungsi sebagai alat gerak. Kakiku lumpuh, akibat tertindas kereta yang saat itu bertabrakan dengan kereta lain yang melintas di rel yang sama. Sedangkan dongsaengku, dia selamat. Hanya mengalami patah tulang di lengan kirinya.

Huff, aku tak ingin hidup dengan jalan seperti ini. Aku tak ingin menghadapi kenyataan pahit saat melihat Nichkhun, pujaan hatiku saat melihat kondisiku seperti ini. Dia pasti tak ingin punya yeoja chingu dengan tubuh cacat seperti ini.. Tuhan memang tak adil padaku..

###

Hari ini teman-teman sekelasku datang untuk menjengukku dan adikku. Aku senang, mereka masih perhatian padaku. Tapi tetap saja aku merasa sedih harus menerima takdir pahit tak memiliki sepasang kaki yang normal lagi.

Oh iya, astaga.. Aku lupa, kalau yang menjenguk teman-teman sekelas, berarti.. Nichkhun juga? Aish, padahal aku tidak ingin dia melihatku seperti ini. Aku tidak mau ditatap dengan tatapan kasihan olehnya. Aku tidak mau seperti itu.. Ya Tuhan, aku ingin segera lenyap dari dunia ini rasanya. Menghilang dari sosok seorang Nichkhun Buck Horvejkul, pemuda yang sangat kupuja dan kucintai..

“Eonni, ada apa? Kenapa muka eonni pucat sekali? Eonni demam?”, Tanya Sulli, dongsaengku.
“Tidak. Eonni tidak sakit. Kamu tenang saja, tak ada hal yang perlu dikhawatirkan”
Suasana menghening sejenak, akhirnya Sulli angkat bicara, “Eonni.. Apa eonni tidak apa dengan keadaan saat ini?”

Urgh, aku benci pertanyaan ini, aku benci suasana ini! Kenapa sampai-sampai dongsaengku menaruh rasa kasihan padaku? Aku tak suka itu!

“Eonni tidak apa-apa kok. Meskipun kakiku sudah seperti ini.. Tapi eonni masih sehat kok! Seharusnya kamu mengkhawatirkan keadaanmu sendiri!”
“Hmm, baiklah. Eonni yakin?”, Tanya Sulli dengan raut muka meragukan.
“Ya. Yakin banget”
“Baiklah, dadah eonni sayang. Aku mau memeriksakan tanganku ke dokter Junsu ya”, Sulli mencium pipiku cepat, lalu meninggalkan kamar rawatku.

TOK TOK

Sulli? Apa ada yang tertinggal?

“Victoria, ini kami! Kami masuk ya!”, suara itu pasti Amber. Kalau ada Amber, berarti pasti ada teman sekelas yang lainnya. Anak-anak kelasku kan paling demen dekat dengan Amber karena kharismanya.
“Ne. Buka saja pintunya.”
“Hei! Bagaimana keadaanmu? Aku sempat shock lho mendengar berita itu di tv! Kamu baik-baik saja kan?”, tanya Amber dengan cepat langsung menuju samping ranjangku.
“Yah, seperti yang kamu lihat sekarang.”, ucapku pasrah.
“Ah, maaf Victoria. Aku tak bermaksud..”
“Tak apa kok, santai saja. Anggap saja Victoria yang ada di hadapanmu saat ini sebagai Victoria yang seperti setiap harinya.”, aku mengembangkan senyum manisku. Pasrah.
“Ok. Meskipun begini, kecantikanmu tetap tak berkurang sedikit pun kok, hehe”
“Ah, kamu bisa saja. Oh iya, kalian menuju ke rumah sakit ini naik apa? Banyak sekali”
“Oh, kami tadi naik bis. Kebetulan, bisnya sedang sepi, jadi kita tidak usah bergiliran menunggu bis yang datang selanjutnya”, jelas Amber panjang lebar.
“Oh..”, ucapanku tergantung. Sesosok pemuda yang kurindukan muncul tiba-tiba dari balik dinding. Meskipun aku merindukannya, aku masih belum siap mental bertemu dengannya.
“Bagaimana keadaanmu?” bicara. Dia berbicara padaku! Oh Tuhan, aku tak tau, bagaimana perasaanku saat ini. Aku terlalu senang sehingga sulit untuk berbicara dan mengendalikan emosiku.
“A..aku baik-baik saja. Kau tak usah khawatir”, hanya itu kata-kata yang keluar dari mulutku. Aku tak tau harus berkata apa-apa lagi.
“Oh, syukurlah”, dia menarik nafas lega. Aku senang sekali, dia ternyata begitu mengkhawatirkanku.

Amber yang berada di sampingku hanya tersenyum saja. Sepertinya dia tau perasaanku terhadap Nichkhun..

###

“Bagaimana dok dengan lengan kiri saya?”, tanyaku kepada dokter Junsu.
“Hmm, tidak terlalu parah. Cukup terapi 2 minggu saja, tulang lenganmu sudah bisa tersambung kembali.”, ucap dokter Junsu.
“Hooh.. Terima kasih banyak dokter. Saya kembali ke ruang rawat dulu, permisi”

……

Lho? Itu kan.. Nichkhun oppa? Kenapa bisa ada di sini? Jangan-jangan.. Menjenguk Victoria eonni? Waw, eonni. Kau beruntung!

Aku berjalan menuju Nichkhun oppa, dia menoleh ke arahku dan segera kusuguhkan sebuah pertanyaan, “Oppa, habis menjenguk Victoria eonni ya?”
“Ah, ne.. Kamu dongsaengnya ya?”, ucapnya dengan muka sedikit sinis.
“Ne, oppa ke sini sendirian?”, tanyaku penuh rasa penasaran.
“Tidak, ada teman sekelas yang lainnya. Aku pergi duluan ya, ada urusan lain.”
“Ne oppa, hati-hati ya”, namja itu berlari kecil tanpa mengucapkan kata dadah atau kata perpisahan lainnya. Pergi begitu saja.

###

Nah, akhirnya aku sudah diizinkan duduk di atas kursi roda. Pen di kedua kakiku juga sudah dilepas, sehingga kakiku tidak terasa berat lagi. Dua minggu lagi, aku sudah diperbolehkan masuk sekolah kembali. Aku tidak sabar melihat muka Nichkhun lagi.

…..

Huh, bosan. Aku ingin keluar kamar, tapi malas. Tak ada yang menemaniku berkeliling rumah sakit. Sulli saat ini juga masih di sekolah. Kudengar dari dokter Junsu, tulang lengan kiri Sulli sudah tersambung kembali. Berarti kehidupan Sulli sudah kembali seperti biasa lagi. Sekarang, tinggal aku..

Berkali-kali kutekankan ibu jariku ke tombol remote tv. Tanganku lelah, mataku sama sekali tak tertuju pada tayangan tv yang kutonton, aku bosan. Aku ingin jalan-jalan. Tapi siapa yang mau menemaniku?

TOK TOK

“Siapa?”, tanyaku penasaran.
“Ini aku, Nichkhun. Boleh aku masuk?”, tanyanya, terdengar hati-hati. Dadaku seakan bergemuruh, sulit bernafas, terdiam untuk beberapa saat, dan mulai tersadar kembali.
“Ah.. I, iya. Silahkan masuk.”
“Permisi, apa aku mengganggumu?”, tanyanya.
“Tidak, justru aku senang. Ada orang yang datang menghampiriku. Hmm, sudah waktunya pulang sekolah ya? Aku lupa..”
“Haha, iya. Kamu ini, masa baru beberapa minggu tidak masuk sekolah saja sudah lupa?”, dia tersenyum. Senyuman manisnya yang hanya ditujukan padaku.
“Hehe. Kamu ke sini dengan siapa?”
“Sendirian. Yang lainnya sibuk mengikuti kegiatan tambahan.”
“Lalu, kamu? Bukannya hari ini kamu ada kegiatan sepak bola di sekolah?”
“Tidak ada. Aku bosan kalau langsung pulang ke rumah. Rumahku tak ada orang. Orang tuaku bekerja, adikku les piano. Jadi aku sering sendirian di rumah.”, ucapnya ringan. Seperti sudah terbiasa mengobrol denganku.
“Oh begitu.. Hmm.. Mau menemaniku jalan-jalan di sekitar taman rumah sakit ini?”, tanyaku dengan hati-hati.
“Dengan senang hati.”, singkat. Tetapi aku senang mendengarnya.
“Kalau begitu, ayo!”, dengan semangat, aku langsung menuju pintu. Saat aku akan membuka pintu, Nichkhun segera menolongku untuk membukanya. Mukaku sempat memerah, semoga dia tidak menyadarinya..

……

Selama jalan-jalan. Kami hanya diam. Tak ada yang mau angkat bicara satu sama lain. Membisu.

“Victoria, bagaimana kalau kita beristirahat dulu sebentar di sana sambil menghirup udara segar?”, tanya Nichkhun. Suaranya terdengar lelah.
“Ya. Ayo.”

“Bagaimana Amber? Fansnya bertambah?”, tanyaku memecah keheningan.
“Tidak tau. Aku tak pernah memperhatikannya.”, ucapnya dingin.
“Lalu, siapa yang kamu perhatikan di kelas?”, tanyaku penasaran.
“Teman-teman cowok di kelas, dan.. Kamu.” Ya Tuhan, kuharap aku bisa mendengarnya sekali lagi. Oh Tuhan, aku tidak lagi menyesal dengan takdirku sekarang ini kalau aku bisa mendapat perlakuan seperti ini setiap hari dari Nichkhun..
“Kenapa melamun?”, dia mengibas-kibaskan tangannya di depan mukaku.
“Tidak.. Tidak ada apa-apa.”, aku segera menundukkan mukaku agar tertutup poniku supaya tidak terlihat olehnya kalau saat ini mukaku sangat merah.
“Kalau begitu, kita kembali ya. Awannya sudah mulai terlihat mendung. Bisa-bisa aku kehujanan saat menunggu bis nanti.”, kemudian dia segera mendorong kursi rodaku menuju kamar rawatku.

###

Akhirnya, kegiatan tambahan di sekolah berakhir juga. Aku harus segera menjenguk Victoria eonni, eonni pasti belum makan daritadi.

……

TOK TOK

“Eonni, ini aku, Sulli.”
“Oh Sulli, ayo masuk.”, ucap Victoria eonni terdengar lebih ramah dari biasanya.
“Eonni, lihat nih aku bawa apa?”, ucapku sambil menggenggam sebuah tas plastik berisi kotak kue yang kubeli di dekat rumah sakit.
“Pasti.. Cake ya?”
“Bukan sembarang cake, ini fruit chocolate cake. Cake kesukaan eonni.”, kemudian aku menaruh cake itu di atas meja di samping ranjang Victoria eonni.
“Waw, terima kasih banyak dongsaengku sayaaaang!”, Victoria eonni memelukku. Aku senang sekali. Lalu, eonni mengambil piring kecil yang tertaruh cake di atasnya dan segera melahapnya sedikit-demi sedikit.
“Bagaimana eonni, enak kan?”, kulihat raut muka Victoria eonni yang ceria saat memakan kue itu.
“Ne, enak sekali hehe”, kemudian ia kembali memakannya.
“Eonni, sepertinya kelihatan ceria sekali hari ini? Ada apa?”, tanyaku sambil bertopang dagu.
“Emm… Sebenarnya.. Tadi, Nichkhun datang menjengukku sendirian.” Warna pipinya yang putih mulus itu berubah menjadi merah merona.
“Wah, Nichkhun oppa ternyata baik sekali ya! Apa Nichkhun oppa hanya sebentar saja menjenguk eonni?”
“Tidak juga. Lumayan lama, kita bahkan jalan-jalan bareng di sekitar taman rumah sakit.” Victoria eonni mulai mengembangkan senyum manisnya.
“Wah, chukkhae eonni. Aku turut senang mendengarnya.”
“Terima kasih, sulli.” Kemudian Victoria eonni memelukku. Pelukannya begitu hangat.

###

Argh, mengapa tadi aku bisa berkata jujur padanya seperti itu? Aish, betapa bodohnya aku! Bisa-bisa perasaanku akan langsung ketahuan kalau aku begini terus!

Aku memukulkan tanganku ke dinding kamarku. Gelisah memikirkan kejadian tadi siang saat aku berkata jujur bahwa aku memperhatikannya di kelas. Aku takut. Takut dia akan merasa tidak enak denganku dan menjauh dariku. Aku takut ditolak olehnya sebelum sempat menyatakan..

Sebenarnya, aku cukup terpukul ketika mengetahui kedua orang tuanya telah meninggal dunia. Apalagi ketika aku tau, bahwa kedua kakinya telah lumpuh dan tak bisa berjalan lagi.. Tetapi, ketika melihat raut wajahnya tadi siang, aku yakin, dia tegar menghadapi takdir yang sedang menimpanya. Aku kagum padanya..

……

Besoknya, aku berniat untuk menjenguknya lagi di rumah sakit. Tapi, aku kepergok membolos oleh manajar klub sepak bola dan akhirnya aku terpaksa harus ikut klub hari ini.. Padahal, aku ingin sekali menemuinya, ingin melihat wajahnya, ingin melihat senyumnya lagi..

###

Sedari tadi, tak ada suara ketukan pintu yang terdengar. Ada, tapi bukan dia. Melainkan perawat yang datang untuk mengantarkan makan siang dan memeriksa keadaanku. Perawat itu menawariku untuk berkeliling rumah sakit, tapi aku enggan. Aku ingin Nichkhun yang menemaniku.

……

Sudah pukul 5 sore, dia belum datang juga. Sepertinya dia tidak datang hari ini. Semoga saja, besok dia datang menjengukku. Aku ingin melihat sosoknya lagi, sosok yang mampu membuatku terpesona, dan senyumnya yang menawan.

……

Sudah seminggu dia tak datang menjengukku, aku khawatir. Takut terjadi sesuatu dengannya. Tapi, semoga saja tidak. Aku merindukannya. Sangat rindu, hingga dadaku terasa sesak memikirkannya terus-menerus. Berharap jika orang yang selalu mengetuk pintu itu adalah dia. Ingin melihat senyumnya. Aish, andai saja aku dapat berjalan sendiri, pasti saat ini aku sudah mendatanginya duluan..

Hari sudah malam, tak mungkin dia datang menjenguk. Tapi tetap saja aku berharap dia akan mengetuk pintu kamar rawatku, mengatakan bahwa dia yang mengetuk pintu, dan segera menghampiriku seperti waktu itu. Tapi, pasti tak mungkin. Aku hanya terlalu banyak berharap..

TOK TOK

“Silahkan masuk.” Pasti itu perawat yang mau membawakan makan malam untukku.
“Wah, kau tak bertanya siapa yang mengetuk pintu?” suara ini.. Nichkhun? Ah, aku pasti berkhayal gara-gara terlalu rindu.

Awalnya aku hanya diam saja, tak berbalik. Tetapi, tiba-tiba. Muka Nichkhun muncul begitu saja telak di depan mukaku.

“Hei, sombong sekali kamu. Aku sudah lelah-lelah ke sini, tapi responmu malah seperti itu.”, ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya.
“Ni…Nichkhun? Ini kamu?”, tanyaku tak percaya.
“Yah, kau pikir siapa? Namja chingumu?”
“Namja chingu? Aku tak punya sama sekali. Kenapa kamu berkata seperti itu?”, aku menunjukkan ekspresi muka tak menyukainya.
“Maaf kalau begitu. Kamu sudah makan? Ini aku bawakan makanan untukmu.”, dia menyodorkan sekotak makanan di pangkuanku.
“Belum. Waw, terima kasih. Kau datang di saat yang tepat! Kebetulan sekali perawat yang biasanya membawakan aku makan malam belum datang.”
“Kalau begitu, ayo kita makan sama-sama. Kebetulan, aku juga belum makan malam.” Wah, ini namanya.. Dinner bareng? Aku senang sekali. Meskipun di rumah sakit dengan keadaan seperti ini, tapi aku sudah merasa bahagia sekali.

……

“Ah, aku kenyang sekali!”, ucapku puas sambil mengelus perutku yang sedikit membuncit karena kekenyangan.

“Haha, aku juga.”, ucap Nichkhun diiringi senyum menawannya.
“Bagaimana kalau kita ke taman untuk melihat bintang? Aku lihat, malam ini cerah, banyak bintangnya.”
“Wah, aku mau! Ayo kita segera ke sana!”, ucapku girang dan segera mendorongnya keluar.

……

“Wah, bintangnya banyak sekali. Indahnya..”, ucapku kagum, melihat keindahan cahaya bintang di malam hari ini. Apalagi jika bersama Nichkhun.
“Lihat, ada bulan purnama!”, aku menunjuk bulan purnama yang berada di sebelah bintang yang bercahaya lebih terang dari bintang yang lainnya.
“Iya, indah sekali.”, ucapnya terdengar ramah.
“Bagaimana? Kamu senang?”
“Senang sekali! Aku beruntung bisa melihat bintang-bintang seperti ini! Padahal aku tak pernah melihat yang seperti ini sebelumnya”
“Berarti.. Aku orang pertama yang menunjukkan ini padamu?” mukanya mendekat dengan mukaku. Nafasku langsung sesak, ini terlalu dekat.
“Iya..”

Chu~ Tiba-tiba bibirnya bersentuhan dengan bibirku. Lembut, terasa dingin karena udara malam. Tangannya menggenggam tangan kananku yang sedang melemah karena ciumannya. Nafasku serasa hilang dibuatnya. Pandanganku serasa kabur. Mukaku menghangat. Kakiku melemas. Badanku menegang.

Tak lama, ia melepaskan bibirnya dan genggaman tangannya. Aku menghela nafas lega dan segera membuang muka. Wajahku terasa panas. Padahal udara malam ini terasa dingin. Aku juga jadi tak bisa mengendalikan diri.

“Maaf..”, tiba-tiba Nichkhun mengucapkan sesuatu dari mulutnya.
“Tidak apa..”, aku hanya membalasnya canggung. Masih malu dengan kejadian barusan.
“Aku antar ke kamarmu ya.” Kemudian Nichkhun mendorong kursi rodaku menuju kamar rawatku.
“Aku pulang dulu ya, takut besok telat pergi ke sekolah. Dah”, kemudian dia berjalan cepat keluar dari kamar rawatku. Aku masih bisa merasakan sentuhannya tadi. Sentuhan yang dapat meluluhkan jiwaku. Dengan cepat, aku menepis ingatan tadi dan segera naik ke ranjang untuk tidur.

……..

Seminggu berlalu, saat ini aku sudah diperbolehkan masuk sekolah. Aku senang bisa bertemu dengan teman-teman yang lain, tetapi aku tak sanggup jika harus berpapasan muka dengannya. Bisa-bisa aku teringat kejadian seminggu lalu. Sejak kejadian itu, dia tak lagi menjengukku. Entah mengapa.

“Eonni, aku antar ya?” Sulli tiba-tiba memunculkan diri dari balik pintu kamar rawatku yang mulai hari ini sudah tidak kutempati lagi.
“Ne, ayo”, ucapku dengan bersemangat.

……

“Victoria! Aku merindukanmu! Wah, kamu masih kelihatan sehat-sehat saja ya! Aku senang melihatmu!”, ucap teman-teman cewek sekelas.

Aku mengalihkan pandanganku diam-diam ke sekeliling kelas. Sosok Nichkhun tak kudapati. Sepertinya dia belum datang.

……

Bel sekolah berbunyi, pelajaran pertama akan segera dimulai. Nichkhun belum juga datang. Tak lama kemudian..

“Maaf, saya terlambat”, ucapnya datar. Lalu dia segera menuju ke bangkunya. Kutatap dia sekilas, sepertinya dia belum menyadari keberadaanku.

Kupandangi dia terus-menerus, akhirnya dia menatapku juga. Aku malu, dan langsung membuang muka.

…..

Akhirnya jam pelajaran selesai juga, saatnya pulang ke apartemen Sulli. Aku menginap di sana karena Sulli memaksaku untuk tinggal di sana.

“Ssst.. Victoria.”, bisik seseorang. Ternyata itu Nichkhun. “Sepulang sekolah, temani aku jalan-jalan ya”,ucapnya pelan.
“Ya..”, aku speechless.

……

“Victoria, bagaimana kalau kita pergi ke kedai es krim itu? Biar aku yang membayarnya.”, ucap Nichkhun ringan. Aku hanya meng-iyakan saja.

Setelah memesan 2 es krim, Nichkhun duduk di bangku yang sudah disediakan di sana dan aku tetap duduk di kursi roda.

“Hei, es krimmu belepotan di sekitar bibirmu haha. Sini, biar aku bersihkan.”, kemudian dia mengeluarkan sapu tangan dan membersihkan sisa-sisa ek srim yang menempel di bibirku.

###

Aku mengeluarkan sapu tanganku dan membersihkan sisa-sisa es krim yang menempel di bibirnya. Sebenarnya, aku gugup. Tangan sedikit bergetar ketika aku membersihkan bibirnya. Dan ketika ibu jariku terhenti tepat di bibir tengahnya, aku merasa kegelisahan meraja lela di sekujur tubuhku. Aku tak sanggup menyentuhnya lama-lama. Kemudian, tanpa kusadari, badanku bergerak mendekat dengan tubuhnya. Bibirku bersentuhan dengan bibirnya. Sudah seminggu yang lalu aku melakukan ini padanya. Dan sekarang, terulang lagi. Sungguh, aku sangat merindukannya. Tetapi, tiba-tiba sikuku terbentur punggung bangku dan aku tersadar. Kemudian aku melepaskan ciumanku dan meminta maaf kepadanya.

“Ma.. Maafkan aku.. Aku terbawa suasana..”, aku malu, sampai suaraku seperti tenggelam.
“Tidak apa.”, hanya itu yang dia ucapkan.
“Victoria.. Apa kamu mau.. Menjadi yeoja chinguku?”

###

Ya Tuhan, dia.. Dia memintaku untuk menjadi pacarnya? Aku sungguh tak dapat dengan mudah mempercayai ini! Pemuda yang selama ini kuidamkan akhirnya memintaku untuk menjadi pacarnya! Oh Tuhan, aku rela Kau mengambil nyawaku saat ini juga..

“Hello?”, kemudian Nichkhun menyadarkanku dari lamunanku.
“Ah, ya? Oh iya, maafkan aku, aku sempat melamun. Ya, aku.. mau..”, aku menundukkan kepala. Menutupi mukaku yang memerah.
“Victoria, there’s one thing that I want to tell you the most. Saranghae”
“Nado..”

What can I say, I don't know if I'll be able express my feelings but I'll write one word at a time, and keep on writing, and try to fit it into this short track to try to communicate myself to you.
Still, I hope that you will be able to feel a part of it..
Thank You, Thank You..

-------------------------------------------------------------------------------------------